Minggu, 31 Agustus 2014

Things where I'm trying to understand the way that God gave me, and understand where is the 'lack of my effort'.


Oke, ini dimulai dari pengumuman kelulusan SMA, di waktu tsb aku sedang tidak berada di daerah aku bersekolah, aku sedang dalam program bimbel untuk menghadapi SBMPTN nantinya, yah buat jaga-jaga. Aku Cuma bisa nunggu informasi dari telepon, bbm, sms dan sejenisnya dari temen temen, karna udah percaya banget ama mereka. Setelah nunggu sampe malam temen temen baru ngabarin. ‘yak, kau dak lulus’. Speechless kalian bisa bayangin gimana reaksi dan ekspresi dimuka aku. Jantung ini udah gatau jatuh sejauh mana. Airmata ini mendadak ngalir gitu aja (kyk genteng bocor, ngalir tulus banget-_-). Ada banyak hal yang nongol dipikiran aku, dan dilengkapi dengan cenut cenut dikepala. Dan aku ngerespon dari hati banget, ‘kalian serius? Coba di cek lagi, mungkin salah liat.’ Dengan suara yang gemetar dan ingus yang udah ngantri diujung hidung. ‘iyo yak, kau, widya, mega, dll mereka sebutin. Aku nangis sebenar nangis, yang terlintas dipikiran aku waktu itu, 

‘sebodoh itukah aku tuhan?’

 Untuk mencapai rata-rata kelulusan saja aku tidak bisa?
Oh jadi aku harus mengulang satu tahun lg, duduk bersama mereka adik kelasku. Aku benar benar tidak tau harus apa..
Aku coba untuk meminta konfirmasi dari wakil kesiswaan sekolahku, tapi ini sudah terlalu larut. Jam 02.15 dini hari, tidak sopan rasanya menelpon beliau hanya sekedar menanyakan hal ini. Jd aku harus menunggu hingga pagi.


07.30, May, 21-2014

 Dan setelah aku telepon, apa yang aku dapatkan?
‘apa benar saya tidak lulus pak?’… “oh tidak alya, semua siswa lulus. Kamu lulus alya”
Rasanya nyawaku kembali ke badan. Dan teman-teman ku mengirimi aku sebuah pesan. “SUPER TRAP!!! Haha ancak ekting kami nak, lai bisa ikuik shooting tu :D”
It’s something in my mind: it’s so dumb like you know most of those dudes aren’t even IN the ‘friend zone’ they’re in the “ugh god not this dude again” zone.


Pengumuman SNMPTN2014...

Tiba saat pengumuman. Aku betul-betul berharap kali ini Allah mengijabah doaku. Aku masih ingat, aku membuka pengumuman saat sedang reuni dengan teman-teman SMP ku. Lalu hasilnya, “Anda tidak diterima.” Ah, aku lupa bagaimana tulisannya. Yang jelas intinya aku ditolak. Lalu giliran teman ku yang membukanya. Yaps! Teman ku diterima. Lalu apa katanya? “Yah, kok di pilihan kedua? Tapi kok bisa keterima ya? Padahal aku sama sekali nggak belajar, hehehe.” Betapa sakitnya hati ini. Aku kembali bertanya-tanya pada Allah. Ada apa ini? Mengapa bisa begitu? Bagaimana bisa mereka yang tidak mati-matian menyiapkan ini semua bisa lulus, dan aku tidak. Usahaku yang mana yg belum cukup Tuhan??
 Lalu banyak SMS masuk ke ponselku menanyakan hasil ujian itu. aku hanya bisa minta maaf dalam hati pada orang tuaku. Bahwa aku belum berhasil. Orang tua ku hanya memberi semangat dan memotivasi aku, mungkin jalan aku bukan lewat SNMPTN.
Seseorang meyakinkanku “udahla mon, snmptn itu itungan setan, jangan terlalu dipikirkan, tenang aja kan masih ada sbm say.” Yah aku rasa itu cukup membuatku tenang


Kegagalan yang kedua….

Sama halnya dengan snmptn. Kabar sbmptn ku juga tidak jauh beda dengan snmptn. Dan kata-kata ‘Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SBMPTN 2014’ tertera jelas dilayar laptop. Oh saat aku sudah benar-benar optimis dan yakin, dan ternyata hasilnya berbanding terbalik dengan yang kita harapkan. Kalian bisa ekspresikan itu sendiri. Kali ini seseorang menelponku dan  meyakinkanku(lagi). Dakpapo, kan masih ado umb, umur masih mudo jugo kan. Belajar lagi.. ini bisa menenangkan, tapi…


Yang ketigaa…

Oke aku coba untuk benar benar belajar untuk UMB-PT ini. Sebisa mungkin, ini kesempatan terakhir. Benar benar menaruh optimis yang kuat. Aku bahkan benar benar yakin bahwa aku bakal lulus pada tes ini. Dan saat pengumuman itu tiba.. Oh sejak semalam sebelum pengumuman ini, jantung ini udah berdetak tidak karuan. 

07.00am Aug, 11-2014

Handphone bordering ternyata temanku okta member tahu kalo hasil UMB-PT sudah keluar, dan aku bergegas membuka laptop ku, dengan mata yang masih kunang-kunang.. Dengan bismillah, tertulis jelas disana “(4141700312- Alya Febrita Ramona) TIDAK TERMASUK dalam daftar yang diterima”
Down !! Down !! Down !!
Ntah mengapa aku jadi merasa pesimis kali. Rasanya masuk kuliah itu susah dan jauh banget. Sempat berpikir ,”Ya, Tuhan, kok jalan mereka mudah dan aku tidak. Perasaan pesimis itu ada dan rasa takut gak bisa kuliah tahun ini besar sekali.
Begitu banyak panggilan yang datang ke ponselku, tapi aku abaikan. Papa yang pagi pagi udah steady buat nanyain hasil umb. 

‘gimana kak hasil umb nyo? Lulus?’
Idak pa.. (dengan mata yang berkaca kaca, berharap suaraku tidak terdengar parau di telepon)
‘Yaudah, kita coba test di swasta aja ya, yang penting kakak udah usaha. Jangan putus asa ya nak ya.’
Iya pa..


Aku gatau harus ngabarin berita buruk ini gimana ke mama, aku bahkan gamau bilang hasil test ini ke orang rumah, sampe mama yang nelpon…

‘Kayak mano ya? Lulus’
Idak ma, trus ya harus kyk mano lagi ni ma? (kali ini bener bener susah buat nahan airmata, berlinang jatuh tepat didepan ibujari kakiku. dan suaraku jelas terdengar parau di ponsel)
‘yo sabarlah, berarti bukan nasib ya, sekarang kemana lagi ya mau kuliah, mama sama papa siap bantu. Mama dan papa tetap usaho. Tergantung nasib, tuhan yang nentukan. Kito kan udah usaha, berdoa. Tapi ya dak usah kecewa ya nak, jangan putus asa sayang yo, jurusan apa yang ya mau, kemana  ya mau kuliah, mama samo papa dukung kakak. Mama samo papa dak biso makso.’

Iya, aku begitu hafal teori ini. Bahkan aku masih bisa tersenyum saat kegagalan ketiga ada dalam genggaman ku.
Yaampun, dalam hati ini aku benar benar ngerasa ga berguna banget.. liat semua usaha orangtua ku sia-sia. Ya tuhan, aku hanya terhambat dengan sebuah kesempatan, semua hal masalah yang mendatangiku pun akhir-akhir ini tersangkut pada ‘kesempatan’.  Masalah percintaan bahkan pendidikan.  tidakkah kau memberiku sekali saja. Setidaknya aku tidak membuat semuanya sia-sia.. 
Tuhan, aku benar benar optimis. Aku bahkan masih mengoreksi dimana letak salahnya. Apa yang salah denganku tuhan? Kenapa saat aku benar-benar menaruh harapan yang tinggi, aku malah dijatuhkan. Saat aku sudah yakin seyakin yakinnya dan optimis yang udah poooll banget, dan sekarang di kesempatan yang terakhir hasilnya benar benar diluar dugaan. Kebayangkan gimana frustasinya..

Melihat dari 4 temanku dan hanya aku yang tidak lolos, aku bahkan seminggu tidak merespon panggilan, sms, line, WA, twitter dan beberapa media contact yg lain dari mereka. Aku malu.. aku takut, aku kecewa.. Aku yang udah nyiapin ini jauh-jauh hari, ikut bimbel dan segala macem, dan sudah optimis banget dengan modal ilmu dan persiapan yang aku punya, aku optimis sekali, tapi kenyataannya aku tidak seberuntung mereka.. yaallah, aku down sekali.. 

Satu hal yg aku bisa dapet dari ini semua. Jangan terlalu berharap, jangan terlalu menganggap semuanya enteng..  ada baiknya kita siapkan mental untuk keputusan yang paling buruk..
Pada akhirnya aku lulus di kampus swasta, dengan jurusan yang, yaah sebenarnya aku tidak memiliki minat untuk kuliah disini. Tapi coba jalani aja.. mungkin tuhan punya rencana lain yg lebih baik disini, semoga aja. Amiiin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar