Jumat, 05 Oktober 2018

Seharusnya Kita Memang Begini, kan?



Sekali lagi, tak apa aku masih mempertahankan kita.. Sebenernya bisa aja aku benar benar menyerah, bisa aja kita benar benar selesai kalau kau tak datang menemuiku hari itu, memang benar hari ulangtahunmu, mungkin memang udah jalan-Nya kan.. trimakasih sudah kembali..

Memang seharusnya kita seperti ini kan?, senang rasanya liat senyummu seperti biasa, ah ternyata kamu masih tetep manja ya cunongkuu, masih seperti biasa, saat kau merengek ingin tidur dipangkuanku dengaan caramu, sambil mengelus rambut dan pipimu dalam hati aku bersyukur, bersyukur banget tuhan udah mengabulkan doaku satu per satu, kau masih sama manjamu yang makan maunya disuapin, apa apa maunya disiapin, kalo tidur hobinya meluk, dimobil maunya dipeluk, aku punya tempat tersendiri untuk meletakkan tanganku disisi pinggang kananmu, masih milikku.. aku suka bau nafasmu, aku suka suara ngorokmu haha hal hal konyol yang sering kau buat..
Semuanya.. aku suka.. aku masih suka...


Aku benar kan? Kita diuji karena mampu bertambah kuat. Bukan sebaliknya..
Aku terbiasa merekam tingkahmu, ketika kau makan; ketikakau tertawa; ketika kau tidur; ketika kau menggodaku dengan tingkah konyolmu. Untuk apa? Untuk kita kenang jika kelak kita sudah tua.. 

Im tryna to fix us… semoga baik baik saja, baik baik teruss…







Senin, 20 Agustus 2018

"Pecah Kongsi" with my Irpan Defriyadi (again), tolong jangan memporak porandakan hati ya say

August, 20-2018, 17.05 wib 


Aku fikir 2minggu yang lalu kmarin yang terakhir. Oh ternyata masih bisa datang mengetuk pintu rumahku lagi ya pan, ku pikir kau sudah lupa caranya. You know what? Bagaimana ya menjelaskan kondisinya sekarang, kebetulan mood-ku lagi standard. Kau tau bagaimana caraku memandangmu sekarang? Haha zonk, looser. Karna pilihanmu dengan yah~ maaf bilang lah ya aku lebih suka nyebut dia pelac*ur, shit! aku keceplosan haha.. Duh masih dengan teori lama ya sayang, datang menemuiku, dengan ucapan kamu rindu aku dan dengan kebiasaan lama, masih bisa memeluk ku, menggenggam tangan, mencium kening dan pipiku, mengelus kepala seperti biasa, dan kau lakukan berulang ulang. Aku tanya kenapa? Kamu jawab dengan alibi gapunya rasa dengan dia, trus bilang gamungkin kamu nikahin dia dan bla bla blaa.....aku mau ketawa ajasih ya, kamu masih gapunya otak fikirku. 

        Oke sebenernya aku cuma mau kamu ambil barang barang yang masih tinggal ajasih, ga lebih. Tapi kamu yg mau bahas ini, jd kita bahas aja sekalian sampai tuntas. Jadi masalahmu yang kamu bilang rumit itu, terlihat kecil dimataku cun. Jadi sekarang kamu keberatan, cemburu? liat aku deket sama lettingmu, duh sejujurnya mau gimanapun kamu masih terlihat manis saat cemburu. gaperlu berkata kasarlah menurutku, bukan salah letting-mu, keputusanmu meninggalkanku itu yang salah. gini ajalah, mungkin kamu musti pahami hal ini, when will you learn that ur actions have CONSEQUENCES. PAHAM KAN?!! Kau harus tau, aku sudah menjelaskan ke orangtuaku bagaimana situasi 'kita' sekarang, sekarang giliranmu menyampaikan situasi ini ke orangtuamu. Kalau memang sulit rasanya bagimu untuk mengambil keputusan, biar aku yang buat keputusan. Kalau memang sulit rasanya bagimu menjelaskan ke orgtuamu, biar aku yang menjelaskan. Menurutku ada baiknya juga, karena aku datang baik-baik dalam keluargamu gada salahnya aku pamit baik-baik juga kan? Terimakasih sudah mengunjungiku, aku masih suka kau, aku masih suka bau aslimu, aku masih suka bibirmu, sejauh ini sama, mungkin tidak sepenuh dulu, kau sadar akan kesalahanmu saja sudah cukup kok, sekali lagi trimakasih. Mungkin jauh didalam hatiku mencintai seseorang tak pernah usai. Kau harusnya mengerti posisi aku sayang, kaupun tau kemana harus menemuiku, aku rasa kau juga tau bagaimana cara kembali ke aku. Coba tanya hatimu sekali lagi, sebelum kau benar-benar pergi. kita lama loh, banyak hal yang sudah dilewati. Aku sudah sejauh ini pan, terlalu jauh. Tolong fikir... berulang ulang. 










Kamis, 26 Juli 2018

Old memory, my own Irpan Defriyadi

Sedikit me-rewind, aku tak terlalu pandai menggambarkan secara verbal, maaf biasanya berakhir dengan airmata, ini gabagus kan ya

 14 juli 2018..

Baru saja normal, sebelum pergimu kau bilang ingin q-time, itu pertama kalinya dalam 2 tahun ini, senang mendengarnya.. sangat senang.
 

 15 juli 2018
siangnya berangkat, masih berkabar.. sampai di muara tebo, masih berkabar.. sampai dipadang, hilang tanpa kabar.. 


17.. 18.. , 19 juli 2018,
kupikir mungkin kau butuh menikmati waktumu, tiba tiba menganti password ig, aku tahu ada yg lain.. i know, i just know.
seminggu... lebih. aku rasa cukup.
demi apapun, aku bicara sendiri kadang tertawa sendiri, kadang nangis, setiap malam. kata kakak ruangan ditempatku bekerja, "sudah adik, boleh sayang dengan orang, tp perhatikan, kamu tahu dia kamu kenal dia yang sebenarnya, kalo memang dirasa sudah beda jangan terlalu dipikirkan, untuk orang yang biasa biasa saja kalo memang benar benar sayang dia pasti memperjuangkan hubungannya, apapun kondisinya". mungkin kita memang perlu bicara.


24 juli 2018.
sudah puas aku pikir pikir. maaf semua barang barangmu ku kembalikan, aku  butuh kejelasan, aku tanya kenapa?

👨: tak ada.
👩 : jd kita apa?
👨 : teman aja kali ya untuk sekarang katamu.
👩 : cuma itu?
👨 : iya kita break.
👩 : aku dakmau, aku mau kita break up.
👨 : maksudnya kita putus?

👩 : iya.
Kau tanya kenapa? kujawab aku gasuka.
2 tahun ya, 2 tahun kita kau bilang ga suka? gimana caramu menjelaskan ke orangtua kita, orangtua mu. Teman temanku dan teman temanmu. Mereka pikir kita akur selama 2 tahun lebih ini.
Kataku mereka bisa memaklumi itu, awalnya mereka memang penasaran, mereka cuma butuh waktu untuk jadi biasa biasa aja.
kau menangis dengan semua pengakuanmu tentang aktifitas perselingkuhanmu disana dan dengan semua penyesalanmu, kaupikir aku harus memasang ekspresi seperti apa saat mendengarnya? aku mati rasa. ada banyak pertanyaan yang muncul dikepalaku saat itu, ah ternyata aku dikhianati, mungkin karna aku terlalu percaya, terlalu sayang, duh bodohnya seperti pilihan ya, i'm second choice? aku tahu, aku benar aku benci kau. kau bilang kau kecewa dengan orangtua kita? kau bilang belum siap? aku juga belum siap, aku juga pernah kebingungan, tapi aku ga kehilangan akal. aku juga tertekan tapi aku cuma butuh bertemu dengan orang yang pikirannya netral, bukan mencari yg baru, semua yang baru memang terlihat menarik kan, kau hebat pikrku.

Sesak, marah, benci, kecewa, masih banyak pertanyaan yg berputar putar dikepalaku, sampai pikiran yang paling buruk. salahku? itu respon yang bisa aku kasih. Kau bilang maaf kau cuma melampiaskan, katamu kau tak pakai rasa, kau tak cinta dia. Mungkin kau lupa, kita dulu juga bukan apa apa. Kau pikir cinta itu datang tiba tiba? Semua butuh proses cun . Aku terlalu sayang, terimakasih sudah membalasnya dengan ini. Dia cantik, cocok untukmu.
Sudahkah dia sesuai inginmu saat memperlakukanmu? Sabar menghadapi ketidaksabaranmu, tenang menanggapi marahmu, ceria mengelus manjamu? Semoga dia mampu. Sebab dulu, katamu, yang bisa hanya aku..





Aku tau kau berprinsip, aku coba memahamimu, aku memahami pekerjaanmu, aku mencoba memahami karaktermu, kau keras, aku bisa terima. aku menerima keluargamu mereka sudah seperti orangtuaku sendiri, kakakmu sudah seperti kakakku, abangmu, kakak iparmu, aku memaklumi kesibukanmu. Kau super sibuk. Kau jarang menghubungiku, tidak saat kau butuh. Kita jarang bicara, kita jarang berkomunikasi, aku terima. Aku pun ingin kau anggap ada, walau sebatas wkwk-jiah-haha-hehe-huhu yang kau sematkan setelah seluruh masalahmu reda..Aku tidak muluk-muluk kok, aku hanya ingin jadi notifikasi terbaikmu. Menurutmu, irpan. Apa yg paling penting dari sebuah hubungan? Komunikasi, kejujuran,kepercayaan, kesetiaan. Itu semua kuncinya. Lihat sekarang, kita kehilangan semuanya. ini yang kau bilang sayang, kau coba hancurkan kita menurutku, aku buta.. bodoh. 
Sedih rasanya dibuang, tidak dipilih. Aku kira kau paham itu, ternyata kau tidak.
 Ah ternyata kau masih bisa menemuiku dengan ekspresi itu. Mengacak rambut, Mengusap dahi, memencet hidung, mencubit pipi, mencium kening, lalu apa lagi? Hentikan, sebelum kau memorakporandakan perasaan..
Sudahlah, menurutku kita diuji karena mampu bertambah kuat. Bukan sebaliknya. Mungkin sekarang lebih baik memutuskan sepenuh hati memperjuangkan atau berbesar hati melepaskan. Menggantungkan bukanlah pilihan. Aku paham, kau tidak mencintaiku, kau hanya sedang kesepian dan kebetulan ada aku.. Mungkin sejak awal kau bukannya tak punya waktu, tapi aku memang bukan prioritas.
Maaf ya aku terlalu banyak menuntut...
maaf ya aku ini menyusahkan, merepotkan..
maaf ya aku ini tidak bisa dibanggakan
maaf ya aku ini tidak bisa di andalkan
maaf ya aku ini tidak berguna.

Terimakasih 2tahunnya, glad to know you.
















Minggu, 13 Agustus 2017

Sureprise on our 15th month with Irpan Defriyadi

Aug 13, 2017

Hai selamat hari jadi untuk kesekian kalinya sayang, semoga langgeng, serius dan ga sebercanda hari jadi kita.
Ah, terlalu menumpuk dan sesak kata kata yang bermunculan yang tak sabar ingin diuraikan, aku tak tahu memulainya dengan yang mana. Selang beberapa hari yang lalu iseng mencari informasi yang entah  kenapa rasanya ingin cari tau, yah feeling emang ga pernah salah. Boom!! waah apa yang aku dapat ternyata.. hari spesialmu sebelum aku ‘14 maret atau april 2015’. Sureprised!!! Kau memulai hari dengan ku 13 mei 2016, it’s mean ((kurang sehari))-((kurang sebulan))-((kurang setahun))-nya tgl kita kan?! Harusnya kau ingat dengan pernyataan mu yang ini saat aku tanya,

 “harusnya irpan nembak ya bukan tgl 13 dak sih?”
“iya, memang bukan”
“Harusnya tanggal berapa bang?”
“tanggal 14”,
“Kenapa harus tanggal 14?”

Kau mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan pertanyaan kenapa aku jarang ingat tgl annive, karena aku ga serius? Masih tidak menjawab.

Haha, beacandaan seperti apa ini. Aku tak melanjutkan karena aku tau jawabannya.
Kau selalu berikan teori kalo yaah beginilah dirimu, beginilah hidupmu, beginilah sikapmu jika aku tak suka silahkan cari yang lain.

Aku benci teori itu, tapi selalu tak punya nyali untuk melepaskan diri. semua yang kau perlakukan ke aku ga berlaku jika aku perlakukan itu ke kamu. Kenapa hidup se-tak adil begini.

Bisa aku re-wind sedikit, sebelumnya kau tak ingat tgl lahir ku, yang kau tau tgl ulang tahunku tgl 5, siapa yang tanggal lahirnya tgl 5?
Sebelumnya yang kau ingat hari jadi kita tgl 13 april, april? Siapa yang memulai dibulan april?
Aku pernah ngalamin hal yang sama persis sebelumnya, aku tau endingnya.

“kenapa harus tanggal 14?”

Jika memang yang sebelumnya masih sayang untuk digantikan, kenapa tidak mencobanya kembali?
Kenapa coba mencari bayangan orang lain dalam diriku.
Jangan datang hanya untuk mengisi jeda, jika memang aku tak cukup kembali saja atau cari yang bisa mengimbangi prinsipmu, mungkin aku tak sesuai. Aku tak seburuk yang ada dipikiranmu. Maaf, terimakasih..

Minggu, 06 Agustus 2017

Crackbums oh no, dont cry pls

23-06-2017;  12.19 AM

Hey maaf, apapun sifatku yg kau rasa tidak baik, perkara caraku memperlakukanmu tidak baik menurutmu, sungguh apapun kondisinya aku selalu mencoba mempertahankan rasa hormatku padamu didepan semua org trmasuk teman2ku. 
 Soal ego-ku yg berlebihan, maaf karna selalu berusaha menguntilmu sebisaku,
karna aku sadar aku ga selalu punya waktu ga sibuk yg barengan dgn waktu free-mu, sebab tak ada bedanya waktu sibukmu dan free-mu.
 Seterusnya aku cuma sekian persennya bagian dari kamu setelah tuhan-mu, keluargamu, rekan kerjamu, rekan clubmu dan terakhir aku, aku pecemburu yg pasif, aku bahkan cemburui kau meskipun kau dengan rekanmu sesama lelaki,  maaf. 
Perkara sifat manjaku dngan mu, aku suka semua moment mesra kita, semua. 
Terlepas dari itu semua, kau primadona ku.
 Apapun alasannya, aku sayang kau setelah ibu dan ayahku. 
Tak pernah brubah, kuperjelas aku sayang kau bukan cuma sekedar, tp dgn seluruh hatiku...

Kamis, 08 Januari 2015

There is no surprise more magical than the surprise of being loved: It is God's finger on man's shoulder ♥" Charles Morgan


Hari ini tepat berusia 47.. Selamat ulang tahun, Pa. Tadi pagi, ketika bangun tidur, sedih rasanya saat tahu aya tidak berada di dekatmu, untuk sekadar berbisik dan mengucapkan empat kata standar seperti awalan surat ini tadi. Sedih rasanya saat tahu bahwa hari ini ya tidak akan bisa sekadar memeluk dan mencium kedua pipimu, Pa. Lebih pilu lagi saat tahu aku tidak akan bisa merayakannya bersama mama dan fredy; sekadar memotong kue tanpa coklat, dan mungkin malam ini akan indah jika kita merencanakan pergi bermain ke suatu tempat untuk menghabiskan Sabtu dan Minggu bersama.

Selamat ulang tahun, Pa. Rasa-rasanya kini sungguh ya rindu sekali.  Ah, tapi jangan khawatir, Pa. Aya tetaplah anak gadismu yang kuat. Jangan pernah khawatirkan sulungmu ini ya, Pa? Aku akan terus menjaga diri di sini.
Selamat ulang tahun, Pa… Terima kasih untuk lautan doa yang selalu papa dan mama kirimkan untuk putrimu ini. Sungguh ya tak tahu apa jadinya hidup ya bila tak ada limpahan doa dan kasih sayang yang selalu kalian titipkan pada Tuhan. Tuhan tak pernah salah alamat, semua yang kalian titipkan selalu dikirimkanNya padaku dengan tepat dan pada waktunya. Amiiiiin.
Selamat ulang tahun, Pa. Semoga sehat selalu, yo. Jangan khawatirkan sulungmu ini di sini ya, Pa. Sekarang aya tahu apa saja yang harus kuhindari selama di sini. Seseorang berbaik hati memberitahuku waktu itu, Pa. Tenang sajalah. Ya tidak akan pernah (mau) menyia-nyiakan kepercayaan yang telah papa berikan. Pegang kata-kata aya, Pa. Jangan khawatirkan ya, tapi tetap doakan aya ya, Pa. Doa dari orang tua sungguh jauh lebih sakti dari perlindungan paling hebat mana pun yang pernah ada, bukan? Papa bisa percayai ya sebagai anak sulungmu yang kuat dan perempuan yang bisa berdiri di kakinya sendiri. Terima kasih untuk semua kepercayaan itu, Pa. Oh iya, papa harus tahu ini. Ya, di sini, dikelilingi orang-orang yang baik.  Terima kasih untuk semua doa yang tak pernah putus itu, Pa.
Selamat ulang tahun, Pa. Maaf ya jarang meneleponmu. Padahal sungguh ya punya banyak cerita yang harus tak sabar ingin ya bagi;. Betapa aku rindu pada papa tiap kali melihat orang-orang berseragam kantor sama seperti papa. Ya rindu papa… ya rindu papa.
Selamat ulang tahun, Pa. Ya kehabisan kata-kata. sungguh kehabisan kata-kata sekarang. Oh astaga, Aku masih ingin menulis tapi kepalaku tak kunjung menemukan kata-kata dan kalimat yang tepat. Aku seperti anak kecil yang masih memiliki sedikit kosakata. Aku ingin pulang sekarang. Aku hanya ingin pulang..  Terkadang, kata tak pernah cukup untuk meluapkan semua rindu dan perasaan, bukan? Aku sungguh ingin pulang.

Ya akhiri, ya, Pa. Selamat ulang tahun, papa paling hebat di seluruh dunia. Selamat ulang tahun, papaku yang juara satu di seluruh semesta. Selamat ulang tahun, Papa. Selamat ulang tahun, Pa, sekali lagi.
Sampaikan juga salamku pada Mama dan adek,: ya mencintai kalian dengan sungguh. Ya menyayangi kalian dengan teori kali-kali dari nenek. Takkan pernah berkurang atau konstan, justru akan selalu bertambah, di setiap hari… di setiap saat.

  Love, alya

Minggu, 31 Agustus 2014

Things where I'm trying to understand the way that God gave me, and understand where is the 'lack of my effort'.


Oke, ini dimulai dari pengumuman kelulusan SMA, di waktu tsb aku sedang tidak berada di daerah aku bersekolah, aku sedang dalam program bimbel untuk menghadapi SBMPTN nantinya, yah buat jaga-jaga. Aku Cuma bisa nunggu informasi dari telepon, bbm, sms dan sejenisnya dari temen temen, karna udah percaya banget ama mereka. Setelah nunggu sampe malam temen temen baru ngabarin. ‘yak, kau dak lulus’. Speechless kalian bisa bayangin gimana reaksi dan ekspresi dimuka aku. Jantung ini udah gatau jatuh sejauh mana. Airmata ini mendadak ngalir gitu aja (kyk genteng bocor, ngalir tulus banget-_-). Ada banyak hal yang nongol dipikiran aku, dan dilengkapi dengan cenut cenut dikepala. Dan aku ngerespon dari hati banget, ‘kalian serius? Coba di cek lagi, mungkin salah liat.’ Dengan suara yang gemetar dan ingus yang udah ngantri diujung hidung. ‘iyo yak, kau, widya, mega, dll mereka sebutin. Aku nangis sebenar nangis, yang terlintas dipikiran aku waktu itu, 

‘sebodoh itukah aku tuhan?’

 Untuk mencapai rata-rata kelulusan saja aku tidak bisa?
Oh jadi aku harus mengulang satu tahun lg, duduk bersama mereka adik kelasku. Aku benar benar tidak tau harus apa..
Aku coba untuk meminta konfirmasi dari wakil kesiswaan sekolahku, tapi ini sudah terlalu larut. Jam 02.15 dini hari, tidak sopan rasanya menelpon beliau hanya sekedar menanyakan hal ini. Jd aku harus menunggu hingga pagi.


07.30, May, 21-2014

 Dan setelah aku telepon, apa yang aku dapatkan?
‘apa benar saya tidak lulus pak?’… “oh tidak alya, semua siswa lulus. Kamu lulus alya”
Rasanya nyawaku kembali ke badan. Dan teman-teman ku mengirimi aku sebuah pesan. “SUPER TRAP!!! Haha ancak ekting kami nak, lai bisa ikuik shooting tu :D”
It’s something in my mind: it’s so dumb like you know most of those dudes aren’t even IN the ‘friend zone’ they’re in the “ugh god not this dude again” zone.


Pengumuman SNMPTN2014...

Tiba saat pengumuman. Aku betul-betul berharap kali ini Allah mengijabah doaku. Aku masih ingat, aku membuka pengumuman saat sedang reuni dengan teman-teman SMP ku. Lalu hasilnya, “Anda tidak diterima.” Ah, aku lupa bagaimana tulisannya. Yang jelas intinya aku ditolak. Lalu giliran teman ku yang membukanya. Yaps! Teman ku diterima. Lalu apa katanya? “Yah, kok di pilihan kedua? Tapi kok bisa keterima ya? Padahal aku sama sekali nggak belajar, hehehe.” Betapa sakitnya hati ini. Aku kembali bertanya-tanya pada Allah. Ada apa ini? Mengapa bisa begitu? Bagaimana bisa mereka yang tidak mati-matian menyiapkan ini semua bisa lulus, dan aku tidak. Usahaku yang mana yg belum cukup Tuhan??
 Lalu banyak SMS masuk ke ponselku menanyakan hasil ujian itu. aku hanya bisa minta maaf dalam hati pada orang tuaku. Bahwa aku belum berhasil. Orang tua ku hanya memberi semangat dan memotivasi aku, mungkin jalan aku bukan lewat SNMPTN.
Seseorang meyakinkanku “udahla mon, snmptn itu itungan setan, jangan terlalu dipikirkan, tenang aja kan masih ada sbm say.” Yah aku rasa itu cukup membuatku tenang


Kegagalan yang kedua….

Sama halnya dengan snmptn. Kabar sbmptn ku juga tidak jauh beda dengan snmptn. Dan kata-kata ‘Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SBMPTN 2014’ tertera jelas dilayar laptop. Oh saat aku sudah benar-benar optimis dan yakin, dan ternyata hasilnya berbanding terbalik dengan yang kita harapkan. Kalian bisa ekspresikan itu sendiri. Kali ini seseorang menelponku dan  meyakinkanku(lagi). Dakpapo, kan masih ado umb, umur masih mudo jugo kan. Belajar lagi.. ini bisa menenangkan, tapi…


Yang ketigaa…

Oke aku coba untuk benar benar belajar untuk UMB-PT ini. Sebisa mungkin, ini kesempatan terakhir. Benar benar menaruh optimis yang kuat. Aku bahkan benar benar yakin bahwa aku bakal lulus pada tes ini. Dan saat pengumuman itu tiba.. Oh sejak semalam sebelum pengumuman ini, jantung ini udah berdetak tidak karuan. 

07.00am Aug, 11-2014

Handphone bordering ternyata temanku okta member tahu kalo hasil UMB-PT sudah keluar, dan aku bergegas membuka laptop ku, dengan mata yang masih kunang-kunang.. Dengan bismillah, tertulis jelas disana “(4141700312- Alya Febrita Ramona) TIDAK TERMASUK dalam daftar yang diterima”
Down !! Down !! Down !!
Ntah mengapa aku jadi merasa pesimis kali. Rasanya masuk kuliah itu susah dan jauh banget. Sempat berpikir ,”Ya, Tuhan, kok jalan mereka mudah dan aku tidak. Perasaan pesimis itu ada dan rasa takut gak bisa kuliah tahun ini besar sekali.
Begitu banyak panggilan yang datang ke ponselku, tapi aku abaikan. Papa yang pagi pagi udah steady buat nanyain hasil umb. 

‘gimana kak hasil umb nyo? Lulus?’
Idak pa.. (dengan mata yang berkaca kaca, berharap suaraku tidak terdengar parau di telepon)
‘Yaudah, kita coba test di swasta aja ya, yang penting kakak udah usaha. Jangan putus asa ya nak ya.’
Iya pa..


Aku gatau harus ngabarin berita buruk ini gimana ke mama, aku bahkan gamau bilang hasil test ini ke orang rumah, sampe mama yang nelpon…

‘Kayak mano ya? Lulus’
Idak ma, trus ya harus kyk mano lagi ni ma? (kali ini bener bener susah buat nahan airmata, berlinang jatuh tepat didepan ibujari kakiku. dan suaraku jelas terdengar parau di ponsel)
‘yo sabarlah, berarti bukan nasib ya, sekarang kemana lagi ya mau kuliah, mama sama papa siap bantu. Mama dan papa tetap usaho. Tergantung nasib, tuhan yang nentukan. Kito kan udah usaha, berdoa. Tapi ya dak usah kecewa ya nak, jangan putus asa sayang yo, jurusan apa yang ya mau, kemana  ya mau kuliah, mama samo papa dukung kakak. Mama samo papa dak biso makso.’

Iya, aku begitu hafal teori ini. Bahkan aku masih bisa tersenyum saat kegagalan ketiga ada dalam genggaman ku.
Yaampun, dalam hati ini aku benar benar ngerasa ga berguna banget.. liat semua usaha orangtua ku sia-sia. Ya tuhan, aku hanya terhambat dengan sebuah kesempatan, semua hal masalah yang mendatangiku pun akhir-akhir ini tersangkut pada ‘kesempatan’.  Masalah percintaan bahkan pendidikan.  tidakkah kau memberiku sekali saja. Setidaknya aku tidak membuat semuanya sia-sia.. 
Tuhan, aku benar benar optimis. Aku bahkan masih mengoreksi dimana letak salahnya. Apa yang salah denganku tuhan? Kenapa saat aku benar-benar menaruh harapan yang tinggi, aku malah dijatuhkan. Saat aku sudah yakin seyakin yakinnya dan optimis yang udah poooll banget, dan sekarang di kesempatan yang terakhir hasilnya benar benar diluar dugaan. Kebayangkan gimana frustasinya..

Melihat dari 4 temanku dan hanya aku yang tidak lolos, aku bahkan seminggu tidak merespon panggilan, sms, line, WA, twitter dan beberapa media contact yg lain dari mereka. Aku malu.. aku takut, aku kecewa.. Aku yang udah nyiapin ini jauh-jauh hari, ikut bimbel dan segala macem, dan sudah optimis banget dengan modal ilmu dan persiapan yang aku punya, aku optimis sekali, tapi kenyataannya aku tidak seberuntung mereka.. yaallah, aku down sekali.. 

Satu hal yg aku bisa dapet dari ini semua. Jangan terlalu berharap, jangan terlalu menganggap semuanya enteng..  ada baiknya kita siapkan mental untuk keputusan yang paling buruk..
Pada akhirnya aku lulus di kampus swasta, dengan jurusan yang, yaah sebenarnya aku tidak memiliki minat untuk kuliah disini. Tapi coba jalani aja.. mungkin tuhan punya rencana lain yg lebih baik disini, semoga aja. Amiiin :)