Kamis, 26 Juli 2018

Old memory, my own Irpan Defriyadi

Sedikit me-rewind, aku tak terlalu pandai menggambarkan secara verbal, maaf biasanya berakhir dengan airmata, ini gabagus kan ya

 14 juli 2018..

Baru saja normal, sebelum pergimu kau bilang ingin q-time, itu pertama kalinya dalam 2 tahun ini, senang mendengarnya.. sangat senang.
 

 15 juli 2018
siangnya berangkat, masih berkabar.. sampai di muara tebo, masih berkabar.. sampai dipadang, hilang tanpa kabar.. 


17.. 18.. , 19 juli 2018,
kupikir mungkin kau butuh menikmati waktumu, tiba tiba menganti password ig, aku tahu ada yg lain.. i know, i just know.
seminggu... lebih. aku rasa cukup.
demi apapun, aku bicara sendiri kadang tertawa sendiri, kadang nangis, setiap malam. kata kakak ruangan ditempatku bekerja, "sudah adik, boleh sayang dengan orang, tp perhatikan, kamu tahu dia kamu kenal dia yang sebenarnya, kalo memang dirasa sudah beda jangan terlalu dipikirkan, untuk orang yang biasa biasa saja kalo memang benar benar sayang dia pasti memperjuangkan hubungannya, apapun kondisinya". mungkin kita memang perlu bicara.


24 juli 2018.
sudah puas aku pikir pikir. maaf semua barang barangmu ku kembalikan, aku  butuh kejelasan, aku tanya kenapa?

👨: tak ada.
👩 : jd kita apa?
👨 : teman aja kali ya untuk sekarang katamu.
👩 : cuma itu?
👨 : iya kita break.
👩 : aku dakmau, aku mau kita break up.
👨 : maksudnya kita putus?

👩 : iya.
Kau tanya kenapa? kujawab aku gasuka.
2 tahun ya, 2 tahun kita kau bilang ga suka? gimana caramu menjelaskan ke orangtua kita, orangtua mu. Teman temanku dan teman temanmu. Mereka pikir kita akur selama 2 tahun lebih ini.
Kataku mereka bisa memaklumi itu, awalnya mereka memang penasaran, mereka cuma butuh waktu untuk jadi biasa biasa aja.
kau menangis dengan semua pengakuanmu tentang aktifitas perselingkuhanmu disana dan dengan semua penyesalanmu, kaupikir aku harus memasang ekspresi seperti apa saat mendengarnya? aku mati rasa. ada banyak pertanyaan yang muncul dikepalaku saat itu, ah ternyata aku dikhianati, mungkin karna aku terlalu percaya, terlalu sayang, duh bodohnya seperti pilihan ya, i'm second choice? aku tahu, aku benar aku benci kau. kau bilang kau kecewa dengan orangtua kita? kau bilang belum siap? aku juga belum siap, aku juga pernah kebingungan, tapi aku ga kehilangan akal. aku juga tertekan tapi aku cuma butuh bertemu dengan orang yang pikirannya netral, bukan mencari yg baru, semua yang baru memang terlihat menarik kan, kau hebat pikrku.

Sesak, marah, benci, kecewa, masih banyak pertanyaan yg berputar putar dikepalaku, sampai pikiran yang paling buruk. salahku? itu respon yang bisa aku kasih. Kau bilang maaf kau cuma melampiaskan, katamu kau tak pakai rasa, kau tak cinta dia. Mungkin kau lupa, kita dulu juga bukan apa apa. Kau pikir cinta itu datang tiba tiba? Semua butuh proses cun . Aku terlalu sayang, terimakasih sudah membalasnya dengan ini. Dia cantik, cocok untukmu.
Sudahkah dia sesuai inginmu saat memperlakukanmu? Sabar menghadapi ketidaksabaranmu, tenang menanggapi marahmu, ceria mengelus manjamu? Semoga dia mampu. Sebab dulu, katamu, yang bisa hanya aku..





Aku tau kau berprinsip, aku coba memahamimu, aku memahami pekerjaanmu, aku mencoba memahami karaktermu, kau keras, aku bisa terima. aku menerima keluargamu mereka sudah seperti orangtuaku sendiri, kakakmu sudah seperti kakakku, abangmu, kakak iparmu, aku memaklumi kesibukanmu. Kau super sibuk. Kau jarang menghubungiku, tidak saat kau butuh. Kita jarang bicara, kita jarang berkomunikasi, aku terima. Aku pun ingin kau anggap ada, walau sebatas wkwk-jiah-haha-hehe-huhu yang kau sematkan setelah seluruh masalahmu reda..Aku tidak muluk-muluk kok, aku hanya ingin jadi notifikasi terbaikmu. Menurutmu, irpan. Apa yg paling penting dari sebuah hubungan? Komunikasi, kejujuran,kepercayaan, kesetiaan. Itu semua kuncinya. Lihat sekarang, kita kehilangan semuanya. ini yang kau bilang sayang, kau coba hancurkan kita menurutku, aku buta.. bodoh. 
Sedih rasanya dibuang, tidak dipilih. Aku kira kau paham itu, ternyata kau tidak.
 Ah ternyata kau masih bisa menemuiku dengan ekspresi itu. Mengacak rambut, Mengusap dahi, memencet hidung, mencubit pipi, mencium kening, lalu apa lagi? Hentikan, sebelum kau memorakporandakan perasaan..
Sudahlah, menurutku kita diuji karena mampu bertambah kuat. Bukan sebaliknya. Mungkin sekarang lebih baik memutuskan sepenuh hati memperjuangkan atau berbesar hati melepaskan. Menggantungkan bukanlah pilihan. Aku paham, kau tidak mencintaiku, kau hanya sedang kesepian dan kebetulan ada aku.. Mungkin sejak awal kau bukannya tak punya waktu, tapi aku memang bukan prioritas.
Maaf ya aku terlalu banyak menuntut...
maaf ya aku ini menyusahkan, merepotkan..
maaf ya aku ini tidak bisa dibanggakan
maaf ya aku ini tidak bisa di andalkan
maaf ya aku ini tidak berguna.

Terimakasih 2tahunnya, glad to know you.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar